Nggak ada pesta atau perayaan mewah di rumah. Papa pas banget lagi di Yogya, ikut reuni SMA. Jadi cuma saya, Mama, dan adik saya yang menyambut malam pergantian tahun. Teman kita malam itu? Dua pan pizza tuna buatan saya. Itu pun saya masak spesial buat Mama, mumpung stok tuna kaleng dari Manokwari kiriman adik lagi melimpah. Tapi sayangnya, jam 9 malam saya sudah tumbang, kayaknya kecapekan nguleni adonan pizza. 😀
Tahun Penuh Rasa: Gado-Gado 2025
Jujur saja, tahun 2016 terasa seperti gado-gado. Banyak banget kejadian, dari yang bikin senyum sampai yang bikin kepala cenat-cenut. Mulai dari urusan karir, keluarga, kesehatan, sampai soal asmara—semuanya campur aduk.
Karir: Antara Deadline dan Pengalaman Baru
Di kantor Litbang, saya sempat ngalamin masa-masa berat. Ada tumpukan kerjaan yang harus dikebut demi akreditasi jurnal ilmiah. Hubungan saya dan mantan bos pun sempat agak renggang. Ditambah lagi akhir tahun harus ke Papua, Maluku, dan NTT buat pengumpulan data penelitian selama tiga minggu. Capek? Banget. Tapi alhamdulillah, semua itu jadi pengalaman berharga.
Salah satunya waktu saya jadi Penanggung Jawab Teknis lapangan untuk survei di Pandeglang. Selama hampir 20 hari tinggal di sana, saya belajar banyak banget soal dunia kerja lapangan dan dinamika sosial masyarakat.
Prestasi Akademik: Mimpi Masuk Jurnal Internasional
Alhamdulillah, tahun itu juga saya berhasil mengirimkan artikel hasil International Health Independent Study ke BMJ Global Health. Walaupun merasa artikel saya belum ‘wah’ banget, saya tetap berharap bisa lolos. Apalagi prosesnya sempat tertunda karena dosen pembimbing saya di Australia harus menjalani pengobatan kanker. Tapi akhirnya beliau sehat kembali dan terus support saya sampai selesai. Sekarang artikelnya sudah masuk tahap review kedua. Doain ya!
Beasiswa: Jalan ke Belanda Terbuka
Satu lagi kabar baik: saya dapat beasiswa StuNed untuk ikut kursus singkat selama tiga minggu di Belanda. Walau sebenarnya tawaran kursus ini sudah datang dari 2015, tapi baru terealisasi karena beasiswanya baru cair di akhir 2016. Alhamdulillah, jalan dibukakan oleh Allah. Semoga lancar dan barokah. Aamiin.
Blogger: Dari Hobi Jadi Seriusan
Tahun 2016 juga jadi titik balik saya di dunia blogging. Tawaran menulis content review mulai berdatangan, dan lumayan juga hasilnya. Bisa traktir teman makan bakso, hehe. Saya jadi makin semangat buat terus menulis dan berbagi lewat blog ini. Bismillah, semoga makin konsisten dan bermanfaat!
Keluarga: Liburan Impian Terwujud
Alhamdulillah, saya juga diberi rezeki untuk ngajak orang tua jalan-jalan. Mama baru pensiun di Juli 2016, jadi momen yang pas buat bersantai. Kami sempat ke Jepang bulan Maret dan Belitung di akhir tahun. Terbang ke Negeri Doraemon? Checked! Senangnya bukan main. Watashi wa tottemo tanoshiikatta desu! 😀
Asmara: Pelangi di Tahun 2025
Nah, soal yang satu ini… hehehe. Tahun 2016 tuh rasanya warna-warni banget urusan asmara. Saya mulai memberanikan diri coba online dating, ikut dikenalin sama teman, pokoknya segala ikhtiar dijalani. Tapi belum ada yang ‘nyangkut’. Malah yang terakhir, cowoknya belum serius walau keluarganya udah oke. Ya sudahlah, mungkin jodohku nggak perlu dicari terlalu jauh. Yang penting terus perbaiki diri dan bahagiakan orang-orang terdekat.
Pelajaran Berharga dari 2025
Dari semua itu, apa yang saya dapat?
Banyak! Saya belajar jadi orang dewasa, belajar hadapi masalah dengan kepala dingin, nggak boleh gampang emosi. Saya juga belajar bahwa Qadarullah itu pasti yang terbaik, dan Tuhan selalu punya rencana yang jauh lebih baik dari yang kita bayangkan.
Satu hal penting lagi, saya jadi sadar harus lebih sayang sama tubuh sendiri. Jangan terlalu capek, jangan terlalu maksa. Harus tahu kapan istirahat dan mengenali batas stres. Biar tetap sehat dan kuat jalani hari-hari.
Harapan di Tahun 2016
Saya cuma ingin jadi pribadi yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan bisa terus bahagiain orang tua. Kalau bisa sih, ngasih mantu juga buat Mama, hehehe. Aamiin.